Menurut kantor berita Ahl al-Bayt (AS) - ABNA ,Seperti dilansir Reuters, Rabu (16/2/2022), pihak berwenang menutup perguruan tinggi di Karnataka di India Selatan pekan lalu setelah mahasiswa Muslim memprotes kebijakan larangan jilbab. Aksi protes ini diikuti dengan aksi balasan oleh mahasiswa Hindu.
Warga Muslim mengkritik larangan itu sebagai cara lain untuk memarginalkan komunitas yang membentuk sekitar 13% dari 1,35 miliar penduduk India yang mayoritas Hindu.
Di Uttar Pradesh, sekelompok pemuda mendatangi Dharma Samaj College di distrik Aligarh dan menyerahkan sebuah memorandum kepada pejabatnya, yang menuntut pelarangan total jilbab di lingkungan kampus.
Saat ini penggunaan jilbab dilarang di sekolah-sekolah India, tetapi larangan ini belum berlaku di tempat-tempat lain di lingkungan kampus.
Uttar Pradesh, yang memiliki penduduk sebanyak Brasil, diperintah oleh partai Perdana Menteri India Narendra Modi dan sedang melakukan pemilu multi-fase yang berakhir bulan depan.
Konflik antara masyarakat Hindu dan Muslim sering digunakan untuk meraup keuntungan politik di negara bagian tersebut. (RM)
342/