Menurut kantor berita Ahl al-Bayt (AS) - ABNA ,"AS harus dengan sungguh-sungguh menyelidiki kejahatan berat ini dan menghukum tegas para pemberi perintah dan pelakunya," kata juru bicara Kemeterian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian pada Jumat (28/1/2022).
"Krisis Suriah telah memasuki tahun ke-11. Intervensi militer AS di Suriah tidak pernah berakhir, membawa penderitaan mendalam bagi rakyat Suriah dan menciptakan bencana kemanusiaan yang luas," tambahnya seperti dikutip laman Mehrnews.
Zhao menjelaskan bahwa pada 2017, AS melakukan serangan udara terhadap Suriah berdasarkan video palsu dari kelompok White Helmets. Pada tahun yang sama, pasukan AS meluncurkan apa yang mereka sebut “kampanye udara paling tepat dalam sejarah” di Raqqa, menewaskan hingga 1.600 warga sipil.
"Kejahatan perang yang dilakukan oleh AS di Suriah mungkin hanya puncak gunung es dari perang di seluruh dunia," tuturnya.
Pada Desember 2021, surat kabar The New York Times melaporkan bahwa ribuan warga sipil di Irak, Suriah, dan Afghanistan, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara AS yang dilakukan dengan penargetan yang salah dan informasi yang cacat.
Menurut laporan Pentagon, 1.417 warga Suriah dan Irak serta 188 tentara Afghanistan tewas dalam serangan pasukan Amerika sejak 2018. (RM)
342/