Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ABNA
Sabtu

8 Januari 2022

12.55.02
1216792

Ayatullah Reza Ramezani:

Kecintaan pada Sayidah Zahra sa akan Meningkatkan Makrifat dan Maknawiyah

Kecintaan pada Sayidah Zahra sa akan Meningkatkan Makrifat dan Maknawiyah

Menurut Kantor Berita ABNA, Sekretaris Jenderal Forum Internasional Ahlulbait as Ayatullah Reza Ramezani Gilani pada Kamis, (6/1) hadir sebagai penceramah dalam majelis duka memperingati hari kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa yang diadakan di Haram Fatimah Akhri sa, saudara perempuan Imam Ridha as kota di Rasht Republik Islam Iran mengatakan, "Mukjizat pendidikan Nabi Muhammad saw adalah kehadiran Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as."

Menyinggung Imam Ali as tidak pernah melakukan satu tindakan pun yang menyakiti hati dan membuat Sayidah Fatimah sa bersedih, Ayatullah Ramezani berkata, "Sayidah Zahra sa dan Imam Ali as sama-sama memiliki maqam kemaksuman, sehingga satu saatpun keduanya tidak pernah berselisih."

Menyebut tindakan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah az-Zahra sa dalam menjalani kehidupan rumah tangga harus menjadi teladan dan contoh oleh seluruh keluarga, Ayatullah Ramezani berkata, "Perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga, kemungkinan terjadinya perceraian, ketidakcocokan antara istri dengan suami, antara anak-anak dengan ayah dan ibunya, menunjukkan bahwa kita ada jarak dengan akhlak dan ketaatan kita untuk mengikuti sirah Aimmah as bahkan termasuk dengan Alquran sebagai sebaik-baiknya penyakit dan resep kehidupan terbaik."

Dengan menjelaskan sebuah riwayat dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, Ayatullah Ramezani melanjutkan, "Amirul Mukminin Ali as berkata bahwa mereka yang dekat dengan kami akan memiliki akhlak yang menyerupai kami dan betapa perkataan ini sangat baik dan semestinya menjadi perhatian bagi pemerintah dan pengambil kebijakan bahwa terkadang untuk menarik orang khususnya kaum muda untuk taat pada peraturan, tidak harus mengeluarkan dana yang banyak, semuanya bisa dilakukan dengan memberikan keteladanan dan contoh yang baik." 

"Sirah kehidupan Sayidah Fatimah az-Zahra sa harus menjadi teladan untuk semua putri dan ibu-ibu Iran." Tambahnya. 

Lebih lanjut, Ayatullah Ramezani menyatakan keprihatinannya bahwa dalam banyak kasus, umat Islam tidak menunjukkan hubungan yang baik atau mengabaikan Alquran. Ia berkata, "Kadang-kadang banyak dari kita membaca Alquran hanya sekedar untuk mendapatkan pahala, padahal Alquran adalah pedoman hidup yang memberi petunjuk pada manusia untuk mencapai kebahagiaan dan menghindarkan umat manusia dari kesengsaraan."

"Memang ada banyak masalah yang didapat di luar rumah, namun ketika seorang laki-laki memasuki rumah, dan dia dapat meletakkan semua masalah itu di luar pintu dan tidak memasukkannya ke dalam lingkungan keluarganya sehingga perilaku dan sikapnya pada anak-anak dan istrinya tetap terjaga dan tidak terpengaruh oleh masalahnya, maka kebahagiaan keluarga juga akan tetap terjaga dan bisa terhindar dari perselisihan atau hal-hal yang akan mengarah pada perpisahan." Lanjutnya.

Terkait dengan majelis duka dalam rangka memperingati syahidnya Sayidah Fatimah sa, Ayatullah Ramezani berkata, "Hasil dari penyelengaraan majelis-majelis duka dan hadir di dalamnya adalah harus ada peningkatan ilmu dan spritualitas. Kita harus bisa mengubah gaya hidup kita dan menjaga perilaku untuk tetap tetap berada dalam kebaikan dan kebenaran. Hidup sederhana adalah gaya hidup Sayidah Fatimah sa yang harus kita teladani dan terapkan dalam kehidupan kita."

"Syahid Qasem Soleimani adalah contoh dari yang mampu meneladani kesederhanaan keluarga Nabi. Ia menunjukkan kesederhanaan dalam semua situasinya." Tambahnya. 

Sekretaris Jenderal Forum Internasional Ahlulbait as ini selanjutnya menambahkan, "Baik sadar atau tidak kita kadang-kadang berbuat zalim kepada Ahlulbait as dengan perilaku kita. Kita mengakui dan mengklaim diri mencintai Ahlulbait as yang dengan itu kita rutin dan rajin mengikuti majelis doa dan majelis-majelis wiladah dan duka untuk menghidupkan hari-hari mereka, namun perilaku kita dalam keseharian di luar majalis-majelis itu malah jauh dari karakter Ahlulbait as. Cinta kepada Ahlulbait as tidak hanya cukup dengan pengakuan di lisan namun harus bisa terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan dan akhlak yang baik."

"Orang yang memiliki kendali atas diri sendiri akan memiliki manajemen yang lebih baik dalam hidup. Perilaku ini harus ada dalam diri kita dan kita harus menyerahkan diri kepada Tuhan." Tambahnya. 

Ayatullah Ramezani lebih lanjut menekankan, "Jika seseorang menyerahkan dirinya kepada Allah Swt, maka Allah akan memberikan petunjuk dan membimbingnya. "Setiap orang yang memiliki tanggung jawab harus tahu perilaku apa yang dia lakukan dan instruksi apa yang harus dia ikuti. Kesadaran ini harus dimiliki setiap mereka yang mengklaim diri sebagai pengikut maktab Ahlulbait as." Lanjutnya. 

Terkait dengan dua tahun haul Syahid Jenderal Qassem Soleimani, Ayatullah Ramezani mengingatkan bahwa Haj Qasim Soleimani adalah seorang guru yang menerapkan pelajaran dari sekolah Fatimiyah dengan baik. Hasilnya Syahid Soleimani memiliki  maqam spritual yang tinggi yang terbukti dari ketenangan tertentu dalam perilakunya termasuk kemampuannya mengambil keputusan yang tetap dalam setiap situasi."

Ayatullah Ramezani menekankan bahwa sayangnya banyak dari kita gagal dalam mempelajari maktab Ahlulbait khususnya sirah Sayidah Fatimah Zahra sa  dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan karena hati masih sering terjangkiti oleh nafsu duniawi dan penyakit-penyakit hati. "Kita harus membangun hidup kita di mulai dari dalam dengan meluruskan niat. Akhlak yang baik dan kemampuan untuk tidak menyakiti orang lain tidak datang serta merta, tapi melalui riyadah dan latihan yang keras. Dari sinilah peran cinta pada Ahlulbait itu penting, sebab kalau memang benar-benar itu cinta, semua itu akan mudah untuk dilakukan."

"Jika setiap kita mampu mentarbiyah jiwanya, maka kita akan memiliki kemuliaan dan perkataan dan penyampaikan kita akan mampu memberi pengaruh kepada orang lain." Tutupnya.