Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : parstoday
Rabu

25 Agustus 2021

09.20.30
1173127

Mencermati Upaya Pemerintah Indonesia Menekan Inflasi

Inflasi terjaga rendah di hampir seluruh daerah Indonesia dan secara nasional tercatat sebesar 1,52 persen secara tahunan atau year on year (yoy) per Juli 2021.

Menurut Kantor Berita ABNA, Hal ini disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 di Jakarta, Rabu (25/08/2021).

"Kondisi ini sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, belum kuatnya permintaan, serta ketersediaan pasokan," ucap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

Maka dari itu ia memperkirakan inflasi pada tahun 2021 dan 2022 akan terjaga dalam kisaran sasaran yaitu 2 persen sampai 4 persen.

Kendati demikian, kemungkinan akan terdapat risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 yang perlu diantisipasi sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas dunia.

Perry Warjiyo pun menyampaikan apresiasi terhadap Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) atas sinergi yang erat dalam mewujudkan stabilitas harga, sehingga mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia dan menjaga kesejahteraan rakyat.

Perlu Keseimbangan Kesehatan dan Ekonomi

Sementara itu, Presiden Joko Widodo yang memberikan sambutan saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi 2021 dari Istana Negara, Jakarta, Rabu mengingatkan agar jajarannya tetap waspada dengan mampu mengatur rem dan gas sehingga keseimbangan aspek kesehatan dan ekonomi terjaga pada kuartal III 2021.

Menurut Jokowi, perekonomian domestik memang membaik di kuartal II 2021 dengan pertumbuhan hingga 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan terjaganya laju inflasi di 1,52 persen (yoy).

“Tapi tetap kita harus menjaga kewaspadaan,” ujar Presiden Jokowi.

Pada kuartal III (Juli-September 2021), lanjut Presiden, pemerintah harus tetap mengoptimalkan pengendalian penularan COVID-19 dan melindungi kesehatan masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan.

“Di kuartal III-2021 kita juga harus waspada tetap hati-hati, kita juga harus mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, mengatur rem dan gas,” ujar Presiden Jokowi.

Menjaga Stok dan Stabilitasi Harga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang, terutama kebutuhan pokok.

"Dalam kesempatan ini saya ingin menekankan beberapa hal untuk menjadi perhatian TPIP dan juga TPID. Jaga terus ketersediaan stok dan stabilitas harga barang-barang utamanya barang-barang kebutuhan pokok," ujar Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun, stabilitas harga bahan-bahan pangan sangat penting bagi rakyat.

Oleh sebab itu Kepala Negara meminta agar hambatan yang ada dapat diselesaikan, baik kendala di sisi produksi maupun distribusi.

"Tiap kota harus cek, lihat lapangan bagaimana, apakah ada kendala produksi, apakah ada kendala distribusi," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan pada kuartal II 2021 Indonesia mampu tumbuh 7,07 persen year on year (yoy), dengan inflasi terkendali di angka 1,52 persen yoy, atau jauh di bawah target 2021 yaitu 3 persen.

Tetapi Presiden Jokowi mengingatkan inflasi yang rendah juga bisa menjadi hal yang tidak menggembirakan, karena bisa mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas. (Antaranews)

342/