Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : parstoday
Senin

21 Juni 2021

12.38.01
1152497

Bila Lockdown Diberlakukan, RI Bakal Lanjut Resesi?

Wacana Jakarta lockdown ramai diperbincangkan. Bila lockdown benar-benar dilakukan, ekonomi Indonesia bisa ikut terpengaruh.

Menurut Kantor Berita ABNA, Sudah empat kuartal berturut-turut ekonomi Indonesia minus. Hingga kini jerat resesi ekonomi masih belum bisa dilepaskan. Resesi terjadi apabila selama dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kontraksi.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, bila lockdown diberlakukan belum tentu Indonesia akan kembali resesi. Hal itu sesuai efektivitas pemberlakuan lockdown.

Dia menjabarkan kondisi ekonomi kuartal II hingga bulan ini kemungkinan akan di rentang positif, melihat perkembangan konsumsi yang memang terjadi sejak awal tahun. Dia memprediksi Indonesia akan keluar dari resesi.

Namun, bila lockdown dilakukan sekarang, kemungkinan ekonomi kuartal III, tepatnya di bulan Juli-September yang akan terdampak dan kembali berada di zona negatif pertumbuhannya.

"Kalau kita asumsikan lockdown dilakukan meluas selama satu kuartal, misalnya di kuartal III, dari Juli sampai September. Maka ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan kembali negatif," ungkap Faisal kepada detikcom, Senin (21/6/2021).

Namun, apabila pemberlakuan lockdown di kuartal III ternyata efektif dan bisa menekan laju kasus penularan COVID-19, di kuartal IV Indonesia akan tumbuh positif ekonominya. Artinya, resesi tidak akan kembali menjerat.

Usulan Lockdown Bergema, Ekonomi Minus-Gelombang PHK Hantui RI

Wacana Jakarta lockdown ramai diperbincangkan setelah kasus virus Corona melonjak. Kasus virus Corona di DKI Jakarta memecahkan rekor tembus 5.582 kasus pada 20 Juni 2021.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan selama lockdown semua sektor ekonomi yang bertumpu pada pergerakan manusia akan anjlok. Misalnya toko ritel, transportasi, hotel, hingga restoran. Dia memastikan sektor ini akan turun tajam omzetnya.

Kemudian, ada juga sektor yang bertumbuh pesat, misalnya e-commerce, jasa pesan antar, hingga bisnis logistik. Masyarakat akan bergeser pola konsumsinya.

"Bisnis yang menunjang kebutuhan selama di rumah saja atau WFH itu yang tumbuhnya cepat," kata Bhima kepada detikcom.

Menurutnya, pertumbuhan ataupun anjloknya ekonomi tidak imbang dirasakan semua sektor. "Memang jadi tidak imbang ya, ada yang rugi sekali," katanya. (RM)

342/