Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : parstoday
Sabtu

5 Juni 2021

19.30.30
1147811

Hari Lingkungan Hidup Sedunia “Restorasi Ekosistem”

Tepat 49 tahun yang lalu, tanggal 5 Juni tahun 1972, untuk pertama kalinya diadakan konferensi internasional lingkungan hidup.

Menurut Kantor Berita ABNA, Konferensi yang diadakan di Stockholm, Swedia, itu diikuti oleh 1.300 utusan dari 113 negara dunia, dengan mengambil tema "Hanya Ada Satu Planet Bumi".

Tujuan utama diadakannya konferensi ini adalah untuk merumuskan program pembangunan perumahan yang memperhatikan masalah lingkungan hidup serta pengontrolan atas bahan-bahan kimia yang bisa menimbulkan polusi terhadap lingkungan.

4,69 Juta Ha Lahan Pulih di Indonesia

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan restorasi ekosistem selama 2015-2021 telah berhasil memulihkan lahan terdegradasi dengan luas total sekitar 4,69 juta hektare (ha) sesuai dengan tema Hari Lingkungan Hidup 2021.

"Restorasi ekosistem dilakukan oleh pemerintah dan seluruh masyarakat kita dalam kurun waktu 2015-2021 saat ini berupa pemulihan lahan dengan total area tidak kurang dari 4,69 juta ha dipulihkan termasuk gambut dan mangrove," kata Menteri LHK Siti dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup 2021 di Jakarta, sebagaimana dikutip Parstodayid dari Antaranews, Sabtu (05/06/2021).

Hal itu sesuai dengan tema dari Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 yaitu "Restorasi Ekosistem".

Siti menyoroti Indonesia memiliki semangat mengelola lingkungan yang salah satunya meliputi restorasi dan rehabilitasi hutan guna mendukung upaya mengatasi krisis perubahan iklim.

Selain itu Indonesia juga memastikan pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati harus bersifat secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari pemulihan ekonomi nasional.

Siti menjelaskan restorasi ekosistem itu dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas ekosistem hutan dan lahan yang terdegradasi.

Mengapa Bumi Berputar Lebih Cepat dan Dampaknya bagi Manusia

Sejumlah ilmuwan menemukan bahwa pada 2021 bumi berputar lebih cepat hingga menyebabkan hari lebih pendek.

penyebab bumi berputar lebih cepat masih dalam penelitian mendalam. Namun beberapa ahli menduga bahwa cepatnya bumi berputar karena pencairan gletser selama abad ke-20.

Dugaan lainnya adalah akumulasi air dalam jumlah besar di reservoir belahan bumi.

Para ilmuwan mencatat bahwa selamat 50 tahun terakir, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020.

Lalu dampaknya bagi manusia?

Bumi berputar lebih cepat sebenarnya tidak akan berdampak bagi kehidupan manusia sehari-hari.

Kendati demikian, kata ahli, fenomena itu akan berdampak pada teknologi, seperti satelit GPS, smartphone, dan jaringan telekomunikasi yang bergantung pada sistem waktu akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang digunakan orang dalam mengatur jam.

Masalah tersebut biasanya bisa diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.

Detik kabisat dipakai karena tren keseluruhan rotasi bumi telah melambar sejak pengukuran satelit yang akurat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Karena Bumi mengalami percepatan putaran, para ahli untuk pertama kalinya menyarankan tentang detik kabisat negatif.

342/