Menurut Kantor Berita ABNA, Dikutip Fars News (30/3/2021), dalam artikelnya yang dimuat surat kabar Israel Hayom, Dan Schueftan mengatakan, bersamaan dengan tekad Israel di arena politik internal, ancaman strategis terhadap Israel mungkin saja berubah menjadi eksistensial, dan ini tampak dalam koalisi baru Iran-Cina, selain itu Timur Tengah mungkin saja kembali terperosok ke dalam sebuah perang dingin di antara kekuatan besar dunia, dan ini merupakan ancaman bagi Israel.
Ia menambahkan, kesepakatan strategis Iran dan Cina mengingatkan tentang ancaman mantan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser terhadap Israel.
Ketika Uni Soviet dengan kebijakan radikal untuk melindungi hegemoni regionalnya, membantu Mesir mengancam Israel lebih dari satu dekade.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah bantuan besar Cina dalam kerangka dukungan terhadap pemerintahan Iran, dan dukungan Tehran terhadap Beijing untuk meluaskan hegemoninya di kawasan, dan ini merupakan bagian dari perang dingin," pungkasnya. (HS)