Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Minggu

21 Maret 2021

18.43.13
1125204

Mudik Lebaran di Masa Pandemi dan Dampak Ekonomi

Pemerintah membuka peluang mudik lebaran 2021 diperbolehkan meskipun pandemi COVID-19 belum mereda.

Menurut Kantor Berita ABNA, Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah tidak melarang mudik Lebaran tahun ini meski pandemi Covid-19 masih melanda tanah air.

Kendati, pihaknya akan menyiapkan pelaksanaan mudik yang lebih ketat dan memfokuskan tracing terhadap mereka yang hendak bepergian.

"Untuk mudik 2021, pada prinsipnya pemerintah melalui Kemenhub tidak melarang. Kami akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas (Covid-19) bahwa mekanisme mudik itu kita atur bersama dengan pengetatan dan tracing terhadap mereka yang mudik," ujar Menhub dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Selasa (16/3/2021).

Mengerek Perekonomian dari Mudik Lebaran

Mudik Lebaran diyakini membawa dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia. Namun demikian, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, kegiatan tersebut bisa sebaliknya.

Untung atau buntung (rugi) dampak kegiatan mudik sangat bergantung kemampuan pemerintah menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Jika tidak, Indonesia tentu berpotensi mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang pada akhirnya memberikan dampak negatif terhadap perekonomian.

Ekonom Universitas Indone­sia (UI) Fithra Faisal mengamini mudik memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Dengan mudik, masyarakat akan membelanjakan uang un­tuk membeli baju, makan di restoran, mengunjungi tempat wisata, dan menginap di hotel.

Namun demikian, papar Fithra, potensi penambahan PDRB itu bisa terjadi jika situasinya normal. Potensi itu belum tentu terealisasi dengan mulus di ten­gah pandemi Covid-19 seperti sekarang. Diprediksinya, ada pengurangan 30-40 persen dari potensi penambahan PDRB.

Selain itu, rencana tersebut sangat kontradiktif dengan kondisi penyebaran pandemi covid-19 yang belum reda meski sudah berjalan satu tahun lamanya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan izin kegiatan mudik bisa membuat perjuangan melawan pandemi covid-19 selama 12 bulan ini menjadi sia-sia. Belum lagi, tren kasus baru covid-19 selalu meningkat usai liburan panjang.

Tengok saja, kasus positif harian tembus rekor beberapa kali pada Januari 2021 lalu, bertepatan setelah libur panjang Hari Raya Natal dan tahun baru.

Melihat hal itu, ia menilai sebaiknya pemerintah mengambil langkah ketat dalam mudik lebaran tahun ini. Terlebih, pelaksanaan vaksinasi covid-19 belum maksimal.

Sementara itu, ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai memang mudik memiliki dampak pada kenaikan uang beredar dan aktivitas ekonomi, apalagi di daerah. Di tahun-tahun sebelum pandemi, setidaknya momen mudik lebaran bisa meningkatkan perputaran uang sebanyak 10%.

Bagi perkonomian secara makro, mudik mampu berkontribusi 25% lebih pada pertumbuhan ekonomi kuartalan. Tapi tahun ini, Bhima menilai, meski mudik tidak dilarang, dampaknya tidak akan sebesar yang terjadi pada masa mudik sebelum pandemi.

Bagi perkonomian secara makro, mudik mampu berkontribusi 25% lebih pada pertumbuhan ekonomi kuartalan. Tapi tahun ini, Bhima menilai, meski mudik tidak dilarang, dampaknya tidak akan sebesar yang terjadi pada masa mudik sebelum pandemi.

342/