Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ABNA
Sabtu

3 Oktober 2020

16.45.12
1075421

Indonesia:

Peringati 40 Hari Wafatnya Ayatullah Taskhiri, ICC Jakarta adakan Webinar

Dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya Ayatullah Ali Taskhiri, Islamic Cultural Centre (ICC) Jakarta dan Pusat Kajian Peradaban Baru Islam (PUSKABI) menyelenggarakan Webinar "Pendekatan antar Mazhab; Urat Nadi Kemajuan Umat Islam Masa Depan (In Memoriam of Ayatullah Ali Taskhiri)" pada Selasa (29/8).

Menurut Kantor Berita ABNA, dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya Ayatullah Ali Taskhiri, Islamic Cultural Centre (ICC) Jakarta  dan Pusat Kajian Peradaban Baru Islam (PUSKABI) menyelenggarakan Webinar "Pendekatan antar Mazhab; Urat Nadi Kemajuan Umat Islam Masa Depan (In Memoriam of Ayatullah Ali Taskhiri)" pada Selasa (29/8).

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Prof. Dr. K.H. Diin Syamsuddin MA  sebagai pembicara pertama dalam penyampaiannya pada Webinar tersebut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Ayatullah Ali Taskhiri, yang ia sebut sebagai tokoh besar dunia Islam kontemporer. 

Diin Syamsuddin berkata, "Kepergian Ayatullah Ali Taskhiri tidak hanya membawa kerugian pada rakyat Iran dan Syiah, namun juga membawa kerugian bagi dunia Islam." 

"Ketokohan beliau, tidak hanya memberi manfaat bagi upaya pendekatan antar mazhab Islam, namun juga pendekatan antar agama. Ia juga memiliki perhatian besar dengan isu Palestina." Tambahnya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini lebih lanjut menceritakan kenangan pribadinya atas interaksi langsungnya dengan almarhum. Ia berkata, "Mungkin tidak banyak tahu, Ayatullah Taskhiri pernah menjadi moderator dalam sebuah konferensi internasional Islam di kota Mekah dengan tema persatuan ummat. Konferensi tersebut juga menghadirkan Ayatullah Rafsanjani sebagai pembicara kunci." 

"Beliau juga berkali-kali hadir dalam pertemuan yang diadakan oleh lembaga dialog dan kerjasama antar peradaban yang saya pimpin mulai dari tahun 2006. Kehadiran beliau sangat diperlukan, karena beliau bisa dibilang salah seorang ulama penting di dunia Islam." Tambahnya. 

Diin Syamsuddin melanjutkan, "Sisi kepribadiannya yang lain yang mengagumkan bagi saya adalah kefasihannya dalam berbahasa Arab yang beliau gunakan di pertemuan-pertemuan internasional dunia Islam. Ia juga pribadi yang lembut dan dalam menuturkan kata-katanya begitu santun. Kepribadiannya tersebut menunjukkan kedalaman irfan dan makrifat yang dimilikinya." 

"Pemikiran, langkah-langkah dan perintisan yang dilakukannya dalam melakukan pendekatan antar mazhab Islam, harus terus dilanjutkan, tidak hanya di Iran namun juga di dunia Islam." Lanjut utusan khusus Presiden untuk dialog antar agama dan perdamaian dunia ini. 

Pada bagian akhir penyampaiannya, Diin Syamsuddin menyampaikan pujiannya pada Ayatullah Taskhiri dengan menggunakan bahasa Persia. Ia mengatakan Ayatullah Taskhiri adalah salah seorang ulama besar Islam, yang ia sangat menyukainya. "Saya tidak banyak mengetahui bahasa Persia, namun yang saya tahu, bahasa Persia adalah bahasa yang manis." Ucapnya dalam bahasa Persia. 

Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA  sebagai pembicara kedua dalam penyampaiannya mengatakan, "Kita dan bahkan dunia Islam membutuhkan tokoh seperti Ayatullah Ali Taskhiri. Ia adalah pribadi yang ikhlas, dan tanpa lelah untuk mewujudkan cita-citanya untuk mempersatukan umat Islam. Dari beliau kita belajar, bahwa saling menghormati dan mengerti adalah kunci untuk menjaga pendekatan dan persatuan umat Islam." 

Guru Besar dan mantan rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, M.Pd dalam penyampaiannya sebagai pembicara ketiga mengatakan, "Membuat satu pemikiran-pemikiran yang berbeda dalam mazhab-mazhab Islam adalah pekerjaan yang tidak mungkin, namun membuat pengikut-pengikut mazhab Islam untuk bersatu, adalah sesuatu yang mungkin." 

Pembicara terakhir, Direktur ICC Jakarta Prof. Dr. Hakimelahi dalam penyampaiannya menegaskan bahwa sepanjang usianya Ayatullah Ali Taskhiri telah melakukan berbagai forum dialog sebagai bentuk upayanya untuk mendekatkan antar pengikut mazhab-mazhab dalam Islam termasuk dengan penganut agama lain. "Ia gigih dalam upayanya untuk mempersatukan umat Islam dengan melakukan pendekatan antar mazhab Islam. Ayatullah Ali Taskhiri adalah pribadi yang tawadhu, dan tidak mencari keuntungan duniawi dalam semua kerja kerasnya tersebut." Ungkapnya. 

"Secara khusus, Ayatullah Ali Taskhiri memiliki perhatian besar dan kecintaan pada Indonesia. Ia begitu sangat menghormati ulama-ulama Indonesia. Tentu ini lahir dari kesadarannya bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki kedudukan yang penting dan strategis di dunia Islam." Tambahnya. 

Disebutkan, Ayatullah Ali Taskhiri adalah ulama Iran yang menduduki jabatan terakhir sebagai Ketua Dewan Tinggi Forum Pendekatan Antarmazhab Islam dan Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran dalam urusan Dunia Islam. Ia wafat dalam usia 76 tahun pada Selasa (18/8) di Tehran akibat penyakit jantung yang dideritanya. Webinar yang secara khusus diadakan untuk mengenang kepribadian dan sepak terjangnya semasa hidup dalam mengkampanyekan moderasi beragama dan pendekatan antar mazhab oleh ICC Jakarta  dan PUSKABI tersebut menghadirkan  Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin, M.A (Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat), Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, M.Pd. (Guru Besar UIN Malang) dan Prof. Dr. Hakimelahi (Direktur ICC Jakarta) dengan moderator Akmal Kamil, M.A (Direktur PUSKABI).