Menurut Kantor Berita Internasional Ahlulbait - ABNA - Pertemuan internasional kedua "Aktivis Media Ahlulbait as" digelar pada Kamis (30/1) dengan dihadiri dan dibuka oleh Ayatullah Reza Ramazani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as dan Dr. Payman Jabali, Ketua Organisasi Penyiaran Iran di Aula Kantor Lembaga Internasional Ahlulbait di Qom, Republik Islam Iran.
Dalam acara ini yang ditujukan untuk pelajar non-Iran yang aktif di bidang media, lebih dari seratus aktivis media dan ruang maya dari berbagai negara hadir, di mana sebagian dari mereka menyampaikan pandangan dan melaporkan aktivitas media mereka.
Media dapat menjadi penyebar ajaran murni, peradaban Islam modern, dan rasionalitas
Ayatullah Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as dalam pertemuan ini menekankan pentingnya posisi media dan menyatakan: "Media saat ini merupakan salah satu pilar konflik di dunia dan lebih berpengaruh daripada hal lainnya. Mengadakan pertemuan internasional para aktivis media Ahlulbait as yang merupakan salah satu pekerjaan berharga dari kantor berita ABNA, dapat menciptakan saling pengertian dan kolaborasi di antara lembaga-lembaga media, yang pada gilirannya akan menghasilkan transformasi media."
Ayatullah Ramazani menambahkan: "Media dapat menjadi alat yang unik dan tiada tara untuk memperkenalkan ajaran murni dan mempromosikan peradaban Islam yang baru serta rasionalitas."
"Selain literasi media dan jalur berita dalam konten, kita juga harus menghadapi jihad media di kondisi saat ini dan mampu memperkenalkan Islam yang murni. Tanpa diragukan, jika Islam yang murni diperkenalkan dengan bahasa internasional, kita akan menjadi pemenang di berbagai medan." Tegasnya.
Madrasah Ahlulbait as menjadi sumber inspirasi perlawanan di era kontemporer
Dr. Peyman Jabali, Ketua Organisasi Penyiaran Iran, juga dalam acara ini menyebutkan tentang kemenangan-kemenangan terbaru dari front perlawanan dan mengatakan: "Kemenangan-kemenangan besar ini menunjukkan bahwa perlawanan bersifat rakyat, dan kita adalah pewarta dari kemenangan ini dan dengan kepala tegak di hadapan dunia, kita menyatakan bahwa Madrsah Ahlulbait as adalah sumber inspirasi perlawanan di era kontemporer dan madrasah ini mengangkat dadanya untuk membela Palestina. Para pejuang perlawanan Islam Lebanon adalah mereka yang mengorbankan nyawa mereka untuk membela Al-Quds, dan para pejuang perlawanan Yaman adalah mereka yang tetap melawan rezim Zionis hingga hari terakhir perang Gaza. Republik Islam Iran adalah yang menghinakan rezim Zionis dalam dua tahap dengan operasi-operasi janji yang ditepati dan memberikan dukungan penuh terhadap perlawanan."
Doktor Jabali menekankan: "Apa yang harus kita sebarkan di dunia adalah ketahanan dan keberlangsungan perlawanan, dan darah Syiah dan Sunni telah tertumpah untuk membela eksistensi umat. Hari ini, masing-masing dari Anda dapat menjadi penggerak di arena internasional."
Ia juga menyatakan kebahagiaannya bisa hadir di tengah para jurnalis media Ahlulbait as dan menambahkan: "Saya merasa terhormat bisa berada di sini di antara pasukan media dari Maktab Ahlulbait as dan dunia Islam. Kita harus saling melengkapi, pemanfaatan media baru dan platform media sosial dapat saling mendukung dengan media seperti Radio dan Televisi."
Awal kegiatan Aliansi Internasional Aktivis Media Ahlulbait dalam waktu dekat
Hassan Sadraei Aref, pemimpin redaksi ABNA juga dalam bagian dari acara tersebut menjelaskan beberapa kegiatan terbaru dari berita ini di arena internasional, mengatakan: "Baru-baru ini kami telah melakukan kegiatan seperti mengadakan kursus pertama jurnalis media Ahlulbait as, kursus pelatihan jurnalisme internasional, dan menyelenggarakan acara media Abna Al-Husain as, dan saya memberi tahu bahwa kita akan segera memulai kegiatan Aliansi Internasional Aktivis Media Ahlulbait."
Disebutkan dalam acara ini, selain memperkenalkan berbagai bagian dari Lembaga Internasional Ahlulbait as seperti Wiki Syiah, jaringan televisi Tsaqalayn, Kantor Berita ABNA dan situs Ma'arif Ahlulbait as; 6 orang peserta terpilih sebagai aktivis media dari negara-negara Nigeria, Pakistan, India (Kashmir), Afghanistan, Mozambik, dan Indonesia menjelaskan kegiatan dan pandangan mereka terkait perhatian terhadap media, terutama media baru dan kecerdasan buatan, kolaborasi antar aktivis media internasional, serta kelanjutan pertemuan dan diskusi ini.