Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Selasa

7 Januari 2025

18.19.09
1521017

Ketakutan Kementerian Perang Israel; Tentaranya Diburu di Seluruh Dunia

Menyusul larinya seorang tentara Israel, dari Brazil, dan dakwaan di sedikitnya 10 negara dunia, pembatasan bepergian ke luar negeri bagi tentara Zionis, dan aktivitas mereka di media sosial mulai diterapkan.

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pemerintah Rezim Zionis atas penangkapan tentara Israel, di negara-negara dunia, sejumlah sumber keamanan rezim ini memberikan peringatan kepada Tel Aviv.

Radio dan Televisi Israel, melaporkan, tercatat ada 50 dakwaan terhadap tentara Israel, di 10 negara dunia. Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan, instansi-instansi terkait dengan Israel, sedang bersiap membantu tentara-tentara rezim ini yang mungkin saja karena terlibat dalam kejahatan perang di Gaza, ditangkap atau diseret ke pengadilan.

Para tentara Israel, diimbau untuk mempertimbangkan ulang rencana kunjungan mereka ke luar negeri, pada saat yang sama harus mengurangi penggunaan media sosial. Unit Keamanan Intelijen Militer Israel, memperkirakan pasukan Israel, setiap hari mempublikasikan satu juta konten di media-media sosial.

Terkait hal ini, stasiun televisi Al Mayadeen, mengutip media-media Rezim Zionis, mengabarkan empat tentara Israel, di Afrika Selatan, Sri Lanka, Brazil, dan Prancis, terancam diselidiki dan diperiksa atas dugaan terlibat dalam kejahatan perang.

Sebuah pengadilan di Brazil, memerintahkan polisi negara itu untuk menyelidiki seorang tentara Israel, yang berkunjung ke negara itu atas tuduhan terlibat dalam kejahatan perang di Gaza. Tentara Israel yang baru saja menyelesaikan tugasnya, dan bepergian ke Brazil untuk liburan, langsung melarikan diri setelah mendengar berita ini.

Peristiwa tersebut telah meningkatkan kekhawatiran di Wilayah pendudukan. Yuli Edelstein, Kepala Komisi Luar Negeri dan Keamanan Knesset, meminta Kabinet Rezim Zionis, untuk melindungi para tentara mereka dari pengejaran hukum.

Pemimpin oposisi Rezim Zionis, Yair Lapid, menuduh Kabinet Netanyahu, gagal di arena internasional, dan menuntut pembentukan sebuah komite pencari fakta untuk mencegah insiden semacam ini terulang.

Yair Lapid mengatakan, “Memaksa tentara Israel untuk melarikan diri dari Brazil, supaya terhindar dari penangkapan atas tuduhan kejahatan perang di Gaza, adalah sebuah kekalahan politik besar bagi Kabinet tidak bertanggung jawab.”

Ia menambahkan, “Kita sudah sampai pada situasi yang di dalamnya kondisi orang-orang Palestina, lebih baik dari Israel, di arena internasional, dan para tentara kita karena takut ditangkap, membatalkan perjalanan mereka. Pada saat yang sama, di Chili, seorang tentara Israel, diperiksa oleh 620 pengacara."

Satu tim yang terdiri dari 620 pengacara Chili baru-baru ini mengajukan dakwaan atas Saar Hirshoren, tentara Israel dari Batalyon 749 Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, karena diduga terlibat dalam kejahatan kemanusiaan dalam perang di Gaza, dan saat ini tengah berada di Chili.

Nelson Hadad, perwakilan tim pengacara ini menjelaskan detail dakwaan mereka di kantor Kejaksaan ibu kota Chili, dan mengatakan, “Kami muak dengan kehadiran seorang perwira Batalyon 749 pasukan penjajah di Chili. Berdasarkan kesaksian-kesaksian yang kami kumpulkan, termasuk kesaksian seorang korban, dan famili korban warga Al Zaytoun, Gaza, tentara ini terlibat kejahatan berat.”

Pada Oktober 2024, The Hind Rajab Foundation, mengajukan dakwaan resmi terhadap 1.000 tentara Israel, karena terlibat dalam kejahatan perang atas rakyat Palestina di Gaza, kepada Mahkamah Pidana Internasional, ICC.

Rajab Foundation, yang bermarkas di Belgia, dinamai nama seorang anak perempuan Palestina berusia enam tahun yang bersama keluarganya gugur dalam serangan Israel di Gaza. Yayasan ini sedang menindaklanjuti kasus-kasus hukum terhadap tentara Israel, di seluruh dunia termasuk di Chili dan Argentina, dengan menuduh mereka terlibat kejahatan perang.

Di sisi lain, anggota Parlemen Prancis, Thomas Portes, juga mengajukan dakwaan terhadap 4.185 tentara Prancis, yang bekerja di Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, karena dituduh mengorganisir kejahatan kemanusiaan, dan kejahatan perang di Gaza. Sebagaimana diketahui, lebih dari 4.000 tentara Prancis, berperang untuk pasukan Rezim Zionis, karena memiliki kewarganegaraan ganda.

Selain itu dakwaan yang disampaikan terhadap pemerintah Belanda, menekankan daftar lengkap tuduhan-tuduhan terkait kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, dan kemungkinan genosida, serta urgensi untuk menindaklanjuti dan mematuhi standar-standar hukum internasional.

Harun Reza, pengacara asal Belanda, juga mengajukan sebuah dakwaan kepada Mahkamah Pidana Internasional, ICC, terhadap 1.000 tentara Israel, atas tuduhan terlibat dalam kejahatan perang.

Sebelumnya para hakim di ICC telah mengeluarkan perintah penangkapan Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, dan Yoav Gallant, mantan Menteri Perang Rezim Zionis, atas tuduhan kejahatan perang, dan pembunuhan warga sipil Palestina di Gaza. Maka dari itu diharapkan bahwa sejumlah banyak kasus pidana yang melibatkan para tentara Israel, akan terungkap. (HS)