Kantor berita Prancis, menganggap kerja sama dan persatuan Iran dan Rusia, yang terus meningkat, telah menimbulkan kekhawatiran negara-negara Barat.
Sehubungan dengan pertamuan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Turkmenistan, AFP mengabarkan, "Republik Islam Iran dan Rusia, dalam beberapa bulan terakhir menyingkirkan rivalitas regional yang sudah berlangsung berabad-abad sejak era kerajaan, dengan maksud untuk memusatkan perhatian dalam melawan Barat."
Hubungan Tehran dan Moskow, sebagaimana disinggung AFP, terus mengalami perluasan di berbagai bidang, dan rencananya Presiden Iran, akan menghadiri pertemuan BRICS, bulan Oktober ini di kota Kazan, Rusia.
Terkait masalah ini, Kristian Coates Ulrichsen, analis politik di Rice University's Baker Institute for Public Policy, mengatakan, laporan-laporan seputar peningkatan hubungan Rusia dan Iran, serta "poros perlawanan" di seluruh kawasan, juga menjadi pembahasan para pejabat Arab Saudi, dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk Persia.
Para pengamat politik meyakini dalam situasi ketika Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, berusaha meraih kemajuan di timur Eropa, dan Rezim Zionis, menyerang keamanan Asia Barat, maka kerja sama Iran dan Rusia, untuk melawan unilateralisme, dapat membantu terciptanya dunia yang lebih adil.
Kerja sama tersebut bisa dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk penguatan organisasi-organisasi regional seperti Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, dan Uni Ekonomi Eurasia, UEE, juga dukungan atas prakarsa-prakarsa internasional seperti BRICS.
Upaya bersama Iran dan Rusia, dalam menciptakan sistem keuangan bebas dolar, dan melawan sanksi-sanksi sepihak, juga dapat menjadi langkah penting dalam hal ini. (HS)
342/