Sejak April 1987, Turki telah mengajukan permintaan resmi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Pada bulan Desember 1999, negara ini secara resmi diperkenalkan sebagai calon anggota Uni Eropa. Namun permintaan ini belum diterima hingga tahun 2023.
Uni Eropa menyebut penundaan Partai Keadilan dan Pembangunan (partai penguasa Turki) dalam melakukan reformasi seperti reformasi demokrasi sebagai alasan lambatnya Turki bergabung dengan Uni Eropa.
Tetapi beberapa ahli menilai penentangan Uni Eropa terhadap permintaan Turki dikaitkan dengan komunitas mayoritas Muslim di Turki dan anti-Islamisme yang melekat pada orang-orang Eropa.
Tapi, Portugal termasuk salah satu negara yang mendukung keanggotaan Turki di Uni Eropa.
TRT melaporkan, Menteri Luar Negeri Portugal, Joao Gomez Cravinho dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Senin (30/1/2023) di Ankara mengatakan bahwa Lisbon selalu mendukung keanggotaan Ankara di Uni Eropa.
“Kondisi saat ini mungkin tidak mendukung untuk realisasi permintaan Ankara, tetapi Portugal selalu mendukung hubungan dekat dengan Turki, dan hubungan dekat antara Uni Eropa dan Turki,” ujar Menlu Portugal.
Menyinggung kerja sama politik, ekonomi, budaya, dan pendidikan antara Portugal dan Turki, Cravinho menambahkan bahwa hubungan kedua negara berada pada level yang sangat baik.
Di bagian lain pidatonya, João Gómez Cravinho menyerukan perluasan kerja sama antara Portugal dan Turki di bidang pertahanan.
Menteri Luar Negeri Portugal menyebutkan ketegangan dalam hubungan Armenia-Azerbaijan serta investasi Turki di Afrika sebagai isu lain yang diangkat dalam pertemuan dengan Çavuşoğlu.
Menteri Luar Negeri Portugal melakukan perjalanan ke Ankara untuk berpartisipasi dalam pertemuan berkala keempat Komite Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Turki dan Portugal.(PH)
342/