Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Senin

30 Januari 2023

16.20.40
1342331

Saat Erdogan Tekankan Partisipasi Iran dalam Proses Perdamaian Suriah

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan menekankan kehadiran Republik Islam Iran di pertemuan trilateral Rusia, Suriah dan Turki.

Presiden Turkiye lebih lanjut menjelaskan, Iran juga akan berpartisipasi di sidang bersama trilateral. Recep Tayyip Erdogan menandaskan, Kita harus menggelar pertemuan Rusia, Suriah dan Turki, dan mungkin saja Iran juga akan bergabung, dan kami di bidang ini telah meraih sebuah hasil. Presiden Turkiye juga menekankan bahwa Iran juga akan bergabung di proses perundingan normalisasi hubungan Turkiye dan Suriah.

Tak diragukan lagi bahwa tanpa kehadiran dan partisipasi Iran, penerpaan perdamaian di Suriah tidak mungkin diwujudkan. Oleh karena itu harus dikatakan bahwa, partisipasi Iran temasuk keniscayaan penerapan perdamaian di Suriah. Selain itu, Republik Islam Iran memiliki pengalaman perdamaian di berbagai wilayah Asia Tengah dan kawasan lain di dunia.

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan

Faktanya, pengalaman yang ditimbun oleh pejabat Tehran sangat efektif untuk menerapkan perdamaian di Suriah. Bagaimana pun juga pengalaman menunjukkan bahwa unilateralisme sejumlah negara di bidang penerapan perdamaian di kawasan, khususnya Suriah, senantiasa akan merugikan berbagai negara. Sementara ketika Iran terlibat di proses perdamaian ini, banyak tantangan dan kesulitan akan terselesaikan. Di kondisi seperti ini, penekanan presiden Turkiye atas partisipasi Iran di proses perdamaian di Suriah akan dapat mengurangi banyak masalah Turkiye dalam hubungan mendatang dengan Suriah.

Terlepas mengadakan pertemuan perdamaian kuartet antara Turkiye dan Suriah dengan bantuan Iran dan mengakhiri perang di tanah Suriah, kita tidak boleh melupakan fakta bahwa dengan pendudukan Suriah oleh militer Turkiye, pemerintah Ankara dan rakyat Turkiye telah menderita kerugian yang tidak dapat diperbaiki. Dari 63 negara Barat dan Arab yang bersatu dalam tiga tahun pertama krisis untuk menggulingkan pemerintahan sah Bashar al-Assad di Suriah, hanya Turkiye yang tersisa secara resmi. Bagi pemerintah Barat dan Arab, Suriah tidak lagi menjadi prioritas. Bahkan beberapa negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UEA), yang pernah membantu penentang Bashar al-Assad, presiden sah Suriah, kini mencoba membuat Turkiye dan lawan al-Assad semakin dalam krisis dan bersaing satu sama lain untuk membangun hubungan dengan pemerintah Bashar al-Assad.

Sekaitan dengan ini, masalah pertama adalah penghinaan yang parah terhadap Turkiye di Suriah. Tentu saja, bagi para pemimpin Ankara, penghinaan ini biasa saja. Selama lebih dari satu dekade, pemerintahan Recep Tayyip Erdogan telah menurunkan hubungan Turki dengan Arab Saudi, Mesir, UEA, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan bahkan rezim rasis Israel ke level terendah. Namun dalam waktu kurang dari setahun terakhir, sambil meminta maaf dan menarik diri dari posisinya, mereka didorong untuk bekerja sama dengan negara-negara tersebut. Sementara itu, pejabat pemerintah Ankara mengambil sikap keras terhadap kelompok negara ini. Sementara itu, sangat penting untuk membuat perjanjian damai dengan pemerintah Suriah.

Dalam hal ini, mantan dubes Suriah di Turkiye dan pengamat penting Suriah dalam sebuah wawancara mengatakan, "Salah satu tuntutan utama Damaskus dari Ankara untuk memulihkan hubungan adalah penarikan pasukan Turkiye dan milisi bersenjata teroris dukungan negar aini dari wilayah Suriah. Selain itu, pengentian dukungan terhadap kelompok teroris dan membantu pemerintah Suriah untuk menguasai kembali Idlib, termasuk tuntutan lain Damaskus kepada Ankara."

Presiden Suriah Bashar al-Assad terkait usulan dan permintaan beberapa kali Erdogan untuk bertemu dengan dirinya, menangguhkan masalah ini dengan jelas setelah pemilu mendatang presiden Turkiye. Otoritas Ankara baru-baru ini berulang kali berbicara mengenai upaya untuk menormalisasi hubungan dengan Damaskus. Upaya pejabat Turkiye menjelang pemilu presiden untuk menormalisasi hubungan dengan Damaskus terjadi ketika militer Turkiye telah lama menyerang wilayah utara Suriah dengan alasan melawan kelompok teroris.

Kesimpulan dari statemen terbaru presiden Turkiye adalah partisipasi Iran di perundingand amai Suriah akan menjamin kepentingan bangsa kawasan khususnya Turkiye dan Suriah. Khususnya ketika Iran tercatat sebagai penggagas perundingan Astana dan Iran kembali dapat menunjukkan kemampuannya dalam perundingan kuartet perdamaian Suriah.(MF)