Kesepakatan awal untuk menyelesaikan kontrak ini dibuat selama kunjungan tiga hari Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. ke Cina baru-baru ini.
Sekitar 60 persen dari sumber keuangan ini atau sekitar 13,7 miliar dolar akan dialokasikan untuk sektor energi terbarukan.
Sisanya 7,3 miliar dolar dialokasikan untuk pengolahan mineral seperti nikel, yang digunakan dalam aki mobil.
Marcos menggambarkan penandatanganan perjanjian dengan Cina ini sebagai dasar kebangkitan ekonomi Filipina dan penciptaan lapangan kerja baru.
Pemerintah Filipina berencana menyediakan 50 persen dari total produksi listrik negara itu dari sumber energi terbarukan pada tahun 2040.(PH)
342/