Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada akhir Februari, Amerika Serikat dan sekutunya telah meningkatkan sanksi dan tekanan terhadap Rusia. Suatu tindakan yang, tentu saja, mendapat tanggapan dari Moskow.
Plafon harga dengan kesepakatan tujuh negara industri dunia yang dikenal sebagai G7 dan Australia akan diterapkan pada minyak mentah mulai 5 Desember.
G7 termasuk Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, selain Uni Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri baru Irak Mohammed al-Sudani pada hari Kamis(24/11/2022) mengatakan bahwa upaya Barat untuk membatasi harga minyak yang diproduksi oleh negaranya kemungkinan akan menyebabkan "konsekuensi serius bagi pasar energi global".
Pada hari Kamis (24/11), Menteri Luar Negeri Estonia Ormas Reinsalu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media domestik negara itu bahwa batas atas harga minyak Rusia yang diajukan oleh Komisi Eropa terlalu tinggi dan mungkin tidak dapat diterima oleh negaranya.
Gazprom Ancam akan Kurangi Ekspor Gas ke Eropa Barat
Sebelumnya, seorang pejabat senior Kementerian Keuangan AS mengatakan bahwa kelompok G7 diperkirakan akan segera mengumumkan batas atas harga untuk ekspor minyak Rusia.
Prospek pembatasan harga minyak Rusia telah meningkatkan minyak mentah per barel. Karena Moskow telah berulang kali memperingatkan akan berhenti menjual minyak ke negara-negara yang melakukan embargo.(sl)
342/