Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Rabu

2 November 2022

19.54.14
1319741

Rahbar: Peristiwa Terbaru di Iran Bukan Sekadar Kerusuhan tapi Perang Hibrida

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pertemuan dengan ratusan pelajar Iran mengatakan, dalam perang hibrida beberapa minggu terakhir, Amerika Serikat, Rezim Zionis, beberapa kekuatan pengganggu di Eropa, dan sejumlah kelompok teroris, mengerahkan seluruh fasilitasnya untuk memukul rakyat Iran, tapi rakyat menampar mulut orang-orang jahat itu, dan menggagalkan upayanya.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (2/11/2022) menjelang peringatan 13 Aban, Hari Perang Melawan Imperialisme Global, menilai hari ini sebagai momen untuk mengungkap kejahatan AS, dan kerentanan serta kemungkinan kalahnya negara itu.

"Orang-orang AS dan mereka yang cenderung pada AS, marah dan murka pada hari penting dan pada perkumpulan-perkumpulan yang digelar atas dasar empati dan persatuan, karena hari ini selain menghancurkan manifestasi kejahatan-kejahatan AS juga membuktikan bahwa AS rentan dan mungkin untuk dikalahkan," ujarnya.

Rahbar dalam paparannya menyebut statemen-statemen para politisi AS yang mengaku mendukung rakyat Iran, sebagai puncak rasa tak tahu malu dan kemunafikan.

Ia menjelaskan, "Kalian mendukung para pembunuh ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran, yaitu Rezim Zionis, dan memblokir miliaran dolar aset rakyat Iran di AS dan negara lain, lalu membuat rakyat Iran tak bisa menggunakan asetnya untuk mengurangi kesulitannya."

Ayatullah Khamenei menambahkan, "Di banyak kasus anti-Iran, jejak kalian juga bisa ditemukan, tapi kemudian dengan kebodohan luar biasa, kalian berbohong, dan mengaku merasa iba terhadap rakyat Iran, kalian buta dan tidak menyaksikan rakyat Iran telah menggagalkan sejumlah banyak permusuhan-permusuhan ini."

Menurut Rahbar, satu lagi perbedaan Amerika Serikat kemarin dan sekarang adalah kesepakatan banyak analis politik dunia terkait proses keruntuhan negara itu.

"Tanda-tanda keruntuhan nyata ini dapat disaksikan pada masalah-masalah dalam negeri AS yang tak pernah terjadi sebelumnya, mulai dari masalah ekonomi, sosial, hingga konflik dan perpecahan berdarah di dalam negeri AS," imbuhnya.

Ayatullah Khamenei melanjutkan, "Salah satu contoh kesalahan kalkulasi ini adalah serangan AS ke Afghanistan 20 tahun lalu untuk mencerabut akar Taliban yang diwarnai dengan banyak aksi kejahatan dan pembunuhan, akan tetapi setelah 20 tahun, dikarenakan tidak terlalu memahami masalah, AS terpaksa keluar dari Afghanistan dan menyerahkan negara ini ke Taliban."

Rahbar juga menganggap serangan Amerika Serikat ke Irak, dan kegagalan meraih tujuannya di negara itu merupakan contoh lain dari kesalahan kalkulasi AS.

Ia menerangkan, "AS sejak awal berusaha menempatkan orang-orangnya atau afiliasinya, dan pada kondisi terkini Irak, serta kehadiran para politisi Irak di pemerintahan lewat pemilu yang sama sekali tidak diharapkan AS, di sini pun Washington kalah."

Ayatullah Khamenei juga menyinggung keterlibatan nyata Amerika Serikat dalam kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Iran dalam beberapa minggu terakhir.

"Pernyataan bersama Kementerian Intelijen Iran, dan Dinas Intelijen Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC terkait kerusuhan, memuat informasi serta temuan-temuan penting, dan menunjukan bahwa musuh sudah menyusun dan merancang rencana untuk Tehran dan kota-kota besar serta kecil," paparnya.

Di sisi lain, Rahbar menyebut serangan teror ke Makam Shah Ceragh, dan pembunuhan warga dan anak-anak adalah kejahatan yang besar.

"Para pelaku kejahatan ini harus diidentifikasi, dan siapa pun yang terbukti bekerja sama dalam kejahatan ini pasti akan dihukum," tegasnya.

Ayatullah Khamenei menggarisbawahi kebisuan para pengklaim pembela hak asasi manusia dalam menyaksikan kejahatan yang terjadi di Shiraz, Iran.

Ia menandaskan, "Mengapa para pembela HAM ini tidak mengutuk serangan teror di Shiraz, dan mengapa sebuah peristiwa fiktif justru ribuan kali diulang-ulang di internet." (HS)