Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Sabtu

10 September 2022

04.49.11
1304864

Berita Sidang Ketujuh Majma Umum:

Pernyataan Komisi Komunikasi dan Jaringan Arab Afrika - Eropa, Amerika - Asia dan Pasifik pada Sesi Penutupan

“Dengan semakin canggihnya tekhnologi komunikasi tersebut, memudahkan bagi siapapun untuk berinteraksi dengan lintas ruang. Karenanya wajib bagi semua pengikut mazhab Ahlulbait as untuk berkontribusi pada realisasi tujuan utama yaitu menegaskankan identitas Syiah dan memperkenalkan ajaran Ahlulbait as.”

Menurut Kantor Berita ABNA, pernyataan Komisi Komunikasi dan Jaringan (Arab Afrika - Eropa, Amerika - Asia dan Pasifik) pada sesi penutupan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as pada Sabtu malam (3/9) dibacakan di hadapan seluruh peserta sidang.

Dalam membaca hasil komisi ini, Mr. Nasser Al-Khazarji mengatakan, “Sejak awal milenium ketiga, dengan munculnya dan semakin banyak tren makro di ruang cyber, seperti penambangan data, metaverse, blockchain, serta memunculkan berbagai media dan metode dan teknik virtual seperti "penciptaan narasi", "pembuatan referensi", "pemalsuan konten", "membuat jangkar mental", "pembuatan rumor dan kecurigaan", "mengeksploitasi teknik perluasan diskursif" diproduksi dan diimplementasikan.  Sehingga di ruang ini, segala urusan kehidupan mengalir di sekitar poros media dan dalam konteks ruang siber, yang membuat perpindahan ke ruang maya semakin penting. Hal ini menjadikan lahirnya kepentingan ganda dengan mengacu pada beberapa landasan yurisprudensi dan teologis seperti "asas kekuasaan", "prinsip timbal balik", "aturan perlunya membela hak", "kewajiban publisitas” dan “aturan UU ITE”

“Dengan semakin canggihnya tekhnologi komunikasi tersebut, memudahkan bagi siapapun untuk berinteraksi dengan lintas ruang. Karenanya wajib bagi semua pengikut mazhab Ahlulbait as untuk berkontribusi pada realisasi tujuan utama yaitu menegaskankan identitas Syiah dan memperkenalkan ajaran Ahlulbait as.” Tambahnya. 

Lebih lanjut Al-Khazarji  menegaskan, “Kita harus menyadari bahwa media dan ruang virtual harus bertindak sebagai struktur umum transmisi masalah berdasarkan standar martabat manusia, yaitu dialog  dan rasionalitas. Dalam suasana inilah wacana-wacana besar akan terbentuk dan perluasan wacana Syiah akan terwujud.”

Meluncurkan gerakan penyadaran media dan peningkatan keterampilan dai, pelatihan dan pembinaan generasi muda di bidang produksi konten, perampingan dan transformasi, pembentukan think tank untuk media dan ruang virtual, memperhatikan polarisasi bahasa dalam produksi kontennya dan diseminasi, pendirian sekolah dengan kapasitas pendidikan virtual, penggunaan infrastruktur ruang virtual dan media domestik, mengadakan pertemuan regional para profesor, elit dan aktivis media dan ruang virtual yang efektif, dan memperkenalkan model tingkat media yang sukses serta ruang virtual untuk pertemuan dan kontak lokal adalah beberapa strategi operasional terpenting pengikut Ahlulbait as di media dan ruang virtual, yang dibacakan Nasser Al-Khazrajji dalam pertemuan ini.

Disebutkan Sidang Ketujuh Majelis Umum Lembaga Internasional Ahlulbait as berlangsung selama tiga hari dari 1 sampai 3 September 2022. Penyelenggaraan Komisi Lembaga Ahlulbait dan para mubaligh, pertemuan membahas transformasi kawasan dengan pidato menteri luar negeri Iran, komisi ekonomi pengikut Ahlulbait, komisi komunikasi dan komisi media serta dunia maya, penyelenggaraan pertemuan keluarga dan perempuan serta pertemuan para mahasiswa, termasuk agenda pada hari pertama dan kedua dari sidang ketujuh Lembaga Internasional Ahlulbait as ini. 

Pada hari ketiga Sabtu pagi (3/9), para peserta Sidang Majelis Umum bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamanei dan pada acara penutupan dihadiri oleh Ketua Parlemen Iran Dr. Qalibaf.  Pada Minggu (4/9) para peserta akan menziarahi Haram Imam Ridha as di kota Masyhad sebelum kembali ke negara asal masing-masing. Sidang Ketujuh ini dilaporkan melibatkan 300 lebih peserta dari 115 lebih negara.