Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Sekretaris Jenderal Hizbullah, Syeikh Naeem Qassem, menegaskan bahwa mereka — sebagai “anak-anak Imam Husain” — hanya memilih hidup dengan kehormatan dan tidak akan melepaskan senjata yang memungkinkan mereka membela diri. Dalam pidato memperingati Hari Syuhada, Qassem mengingatkan sejarah agresi Israel terhadap Lebanon (termasuk pengepungan Beirut dan pembantaian Sabra–Shatila), menegaskan bahwa tujuan AS–Israel sekarang bukan sekadar keamanan Israel melainkan melemahkan dan mengendalikan Lebanon.
Ia menegaskan bahwa perlawanan lahir dari tekad membebaskan tanah dan menjaga kehormatan bangsa, bukan ambisi kekuasaan; oleh karena itu Hizbullah menolak upaya pencabutan senjata yang menurutnya akan meniadakan kedaulatan Lebanon. Qassem juga menuduh pihak luar berupaya menekan militer, ekonomi, dan politik Lebanon agar tunduk, sambil memuji dukungan Republik Islam Iran. Menurutnya sejak gencatan senjata tercatat ribuan pelanggaran dengan 717 warga sipil tewas selama 130 hari sejak perjanjian — bukti bahwa agresi terus berlangsung dan membenarkan hak pembelaan.
Your Comment