Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Rezim Zionis, dengan dukungan penuh Amerika Serikat, memanfaatkan genosida yang sedang berlangsung di Gaza untuk menjalankan rencana berbahaya di Tepi Barat, yang mencakup pengusiran warga Palestina, penghancuran kamp pengungsi, dan perubahan struktur demografis kawasan.
Menurut laporan, sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 186.000 warga Gaza gugur dan terluka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, di Tepi Barat, khususnya di wilayah Jenin, Tulkarm, dan kamp Nur Syams, serangan militer Israel menyebabkan lebih dari 40.000 pengungsi baru, ratusan rumah hancur, dan puluhan warga gugur.
Secara paralel, Israel dan para pemukim ilegal terus melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah seperti Yerusalem Timur, mengakibatkan 980 syahid, sekitar 7.000 luka-luka, dan lebih dari 17.500 warga Palestina ditangkap.
Dalam laporan media Al-Alam, terungkap bahwa Israel dan AS tengah menjalankan proyek "rekonstruksi" kamp Nur Syams, yang diklaim sebagai proyek pembangunan, namun di baliknya tersembunyi agenda penghapusan identitas nasional kamp-kamp pengungsi Palestina. Rencana ini bertujuan menjadikan kamp-kamp sebagai permukiman administratif biasa untuk kemudian diserahkan kepada Otoritas Palestina, menjauhkan mereka dari simbol perjuangan dan hak untuk kembali.
Seorang warga kamp menyatakan, “Kami tidak butuh taman atau jalanan. Kami lebih memilih gang-gang sempit kami, karena itu bagian dari identitas dan solidaritas kami.”
Jika proyek ini berhasil di Nur Syams, maka rencana perluasan ke seluruh kamp di Tepi Barat akan menjadi kenyataan, menggantikan reruntuhan rumah dengan taman dan aspal yang secara sistematis menghapus jejak sejarah dan penderitaan bangsa Palestina.
Ini bukan rekonstruksi. Ini adalah upaya pelupaan. Kamp pengungsi tidak akan dibangun kembali, melainkan akan dihapus dari ingatan dan peta.
Your Comment