Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Pars Today
Rabu

18 September 2019

06.33.25
976509

Trump: Penghinaan dan Penekanan AS pada Eksploitasi Lebih dari Rezim Saudi

Selama masa kepresidenan Donald Trump, Amerika Serikat telah memberikan perhatian khusus pada Teluk Persia dan negara-negara di pesisir selatannya, khususnya Arab Saudi dan telah menyelesaikan kontrak penjualan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan rezim Saudi. Alasan Washington dalam hal ini adalah untuk melindungi kepentingan AS dan melawan dugaan ancaman dari Iran.

(ABNA24.com) Selama masa kepresidenan Donald Trump, Amerika Serikat telah memberikan perhatian khusus pada Teluk Persia dan negara-negara di pesisir selatannya, khususnya Arab Saudi dan telah menyelesaikan kontrak penjualan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan rezim Saudi. Alasan Washington dalam hal ini adalah untuk melindungi kepentingan AS dan melawan dugaan ancaman dari Iran.

Mengikuti perkembangan terakhir, serangan pesawat tak berawak Yaman pada instalasi minyak Saudi Aramco di Arab Saudi dan kenaikan harga minyak yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar internasional, Trump berupaya untuk menyalahgunakan situasi yang ada sambil mencoba untuk mengintensifkan isu Iranphobia dengan mengeksploitasi Arab Saudi lebih banyak. Dalam hal ini, presiden AS pada hari Senin, 16 September kembali mendesak Arab Saudi untuk membayar lebih bagi dukungan Washington bagi negara ini.

Donald Trump saat melakukan pertemuan dengan putra mahkota Bahrain di Gedung Putih, seperti Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, tanpa memberikan bukti apa pun menyebut Iran bertanggungjawab atas serangan ke instalasi minyak Arab Saudi dan mengatakan, "Washington siap membela keamanan Arab Saudi selama Saudi menghabiskan lebih banyak uang."

Trump pertama kali berbicara pada hari Senin, 16 September, tentang kesiapan AS untuk mengambil kemungkinan tindakan militer dan dalam sebuat tweet ia mengklaim sedang menanti Arab Saudi untuk mengatakan siapa yang mereka salahkan dan kondisi apa yang akan ditindaklanjuti oleh Washington. Tetapi kemudian tentang kemungkinan konflik dengan Iran terkait serangan terhadap fasilitas minyak Saudi, yang menurut Washington adalah perbuatan Iran, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat sama sekali tidak akan terlibat dalam konflik dengan Iran.

Tentu saja, para pejabat AS, termasuk menteri luar negeri dan menteri keuangan negara ini mengulangi kembali tuduhan yang tidak berdasar terhadap Iran dan mengklaim bahwa Tehran berada di belakang serangan pesawat nir awak Yaman terhadap fasilitas minyak Saudi. Senator independen dan calon Demokrat untuk pemilihan presiden AS 2020, Bernie Sanders mengatakan kepada Trump, "Kongres tidak akan mengizinkan Anda memulai perang yang menciptakan bencana besar di Asia Barat, itupun hanya dikarenakan kediktatoran Saudi yang kejam meminta kepada Anda."

Presiden AS tampaknya menginginkan ada alasan seperti ancaman Iran agar dapat kembali memasuki kontrak baru militer dan persenjataan baru dengan rezim Saudi dan dengan dalih mengancam Iran, ia dapat menuntut lebih banyak uang untuk apa yang disebut pembelaannya. Sementara perkembangan baru-baru ini menunjukkan bahwa pembelian senjata di Saudi seharga puluhan miliar dolar atau bahkan kehadiran militer AS di kawasan itu tidak dapat mencegah serangan drone dan rudal Yaman yang sangat efektif terhadap sasaran jauh di Arab Saudi.

Kebijakan pemerintah Trump adalah selalu mendukung rezim Saudi dalam kerangka kepentingan Amerika Serikat. Presiden AS jelas telah mengejar kebijakan perdagangan dalam kebijakan luar negerinya dan mencari keuntungan ekonomi dari hubungan dengan Saudi. Trump telah berulang kali menggambarkan rezim Saudi sebagai sapi perah yang harus terus diperah sampai akhir. Seberapa pentingnya dimensi ekonomi Arab Saudi untuk pemerintah Trump, sudah cukup bahwa ketika Trump pergi ke Riyadh pada perjalanan luar negeri pertamanya telah menandatangani kontrak penjualan senjata senilai 110 miliar dolar dengan rezim Saudi. Pada saat yang sama, ia percaya bahwa kelangsungan hidup Saudi tergantung pada dukungan AS yang berkelanjutan.

Dalam pidato kampanye pemilu presiden, Trump mengatakan, "Sistem kerajaan Saudi akan runtuh dalam sepekan tanpa dukungan AS." Tentu saja, Trump sebelumnya menggambarkan negara Arab Saudi sebagai "penghalang bagi (yang disebut) aktivitas destruktif Iran" demi membenarkan dirinya memveto apa yang telah disahkan Kongres yang ingin mencegah penjualan "darurat" senjata kepada Arab Saudi.

Trump, tentu saja, mengambil setiap kesempatan untuk mengingatkan Saudi bahwa kelangsungan hidup Arab Saudi tergantung pada dukungan AS dan meminta lebih banyak uang dari mereka.


/129