Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Minggu

5 Mei 2024

19.00.41
1456348

11 Pesan Moral dan Sosial Imam Shadiq

Imam Sadiq, Imam keenam Syiah memberikan nasihat penting dengan mengatakan, "Barang siapa yang mengurus urusan orang lain, menegakkan keadilan, membukakan pintu rumahnya bagi orang, tidak merugikan orang lain, dan melayani kebutuhan umat, maka segala puji bagi Allah SWT yang telah memberinya keselamatan dari ketakutan di hari kiamat dan mengangkatnya ke surga,".

Jafar bin Muhammad yang dikenal dengan sebutan Imam Jafar Shadiq (83-148 H) adalah Imam keenam dari Dua Belas Imam Syiah setelah ayahnya Imam Baqir syahid. Selama 34 tahun (114 hingga 148 H), beliau memimpin Imamah Syi'ah, yang merupakan periode yang sama dengan masa kekhalifahan lima khalifah Bani Umayyah terakhir, yaitu dari Hisham bin Abdul Malik dan seterusnya, serta dua khalifah Abbasiyah pertama, Safah dan Mansur Dawanighi.

Di tengah kondisi pemerintahan Bani Umayyah yang melemah, Imam Shadiq memiliki aktivitas ilmiah yang jauh lebih banyak dibandingkan para imam Syiah lainnya. Jumlah murid dan perawinya mencapai 4000 orang. Sebagian besar hadis Ahlul Bait berasal dari Imam Sadiq. Oleh karena itu, mazhab Syiah Imamiyah sering juga disebut sebagai mazhab Jafari.

Imam Sadiq mempunyai kedudukan yang tinggi di antara para pemimpin mazhab fiqih Sunni. Abu Hanifah dan Malik bin Anas meriwayatkan dari Imam Sadiq. Abu Hanifah menganggap imam sadiq sebagai orang yang paling alim di kalangan umat Islam.

Imam Shadiq berkata:

Kami keluarga keluarga Nabi adalah keluarga yang kekesatriannya melampuai orang yang menganiaya kami.

Sheikh Sadouq menyatakan bahwa Imam Shadiq syahid akibat racun atas perintah Mansour Dawanighi.

Di sini, dalam rangka peringatan kesyahidan Imam Shadiq, kita menelisk 11 pesan moral dan sosial dari imam keenam ini:

1. Sibuklah dengan kesalahanmu

قالَ الاِمامُ الصّادِقُ عليه السلام: لاتَنْظُرُوا في عُيُوبِ النّاسِ كَالْأرْبابِ وَانْظُرُوا في عُيُوبِكُمْ كَهَيْئَةِ الْعَبـْدِ. [تحف العقول/ 295.]

Imam Shadiq berkata: Jangan melihat kesalahan orang lain seperti seorang tuan, tapi periksalah kesalahanmu sendiri sebagai seorang hamba yang rendah hati.

2. Jauhi kebohongan, ingkar janji, dan pengkhianatan

قالَ الاِمامُ الصّادِقُ عليه السلام: ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فيهِ فَهُوَ مُنافِقٌ وَاِنْ صامَ وَصَلّى: مَنْ اِذا حَدَّثَ كَذِبَ وَاِذا وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتـُمِنَ خـانَ. [تحف العقول/ 229.]

Imam Shadiq berkata: Ada tiga ciri yang menjadi tanda kemunafikan meskipun pemiliknya adalah orang yang shalat dan berpuasa, yaitu: berdusta, mengingkari janji, dan menghianati amanah.

3. Jadi Ulama atau pencari ilmu

قالَ الاِمامُ الصّادِقُ عليه السلام: لَستُ اُحِبُّ أنْ أرَى الشّابَّ مِنْكُمْ اِلاّغادِياً فى حالَيْنِ: إمّا عالِماً أوْ مُتَعَلِّماً. [امالى طوسى، 303 ـ 604.]

Imam Shadiq berkata: Saya tidak suka melihat seorang pemuda dari kalian, kecuali dalam salah satu dari dua keadaan ini: dia berilmu atau dia belajar.

4. Bersikaplah pemaaf dan baik hati

قالَ الاِمامُ الصّادِقُ عليه السلام: عَلَيكَ بِالسَّخاءِ وَ حُسْنِ الخُلقِ فَإنَّهُما يَزينانِ الرَّجُلَ كَما تَزينُ الواسِطَةُ الْقِلادَةَ. [ميزان الحكمه ص 2300 ح 8010 به نقل از بحار ج 71 ص 391]

Imam Shadiq berkata: selamat bagimu wahai pemaaf dan baik hati, karena sebagaimana permata besar di tengah kalung menjadi penyebab keindahannya, kedua kualitas ini juga merupakan perhiasan manusia.

5. Bersikap adil dan mengurus urusan orang lain

قالَ الاِمامُ الصّادِقُ عليه السلام: مَنْ تَوَلّى أمْراً مِن اُمُورِالنّاسِ فَعَدَلَ وَ فَتَحَ بابَهُ وَ رَفَعَ شَرَّهُ وَ َنَظَرَ فى اُمُورِ النّاسِ كانَ حَقّاً عَلَى اللّه ِ عَزَّوَجَلَّ أَن يُؤَمِّنَ رَوْعَتَهُ يَومَ القِيامَةِ وَ يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ. [ميزان الحكمه ح 2773 ص 7122 به نقل از بحار ج 75 ص 340]

Imam Shadiq berkata: Barang siapa yang mengurus urusan orang lain, menegakkan keadilan, membukakan pintu rumahnya bagi orang, tidak merugikan orang lain, dan melayani kebutuhan umat, maka segala puji bagi Allah SWT yang telah memberinya keselamatan dari ketakutan di hari kiamat dan mengangkatnya ke surga.

6. Jangan lelah berdoa

عَن أبى عَبدِاللّه جَعْفَر بن مُحَمَّد عليهماالسلام قالَ سَمِعتُهُ يَقُولُ: عَلَيْكُمْ بِالدُّعاءِ فَاِنَّكُمْ لاتَتَقَرَّبُونَ بِمِثْلِهِ وَ لاتَتْرُكُوا صَغيرَةً لِصِغَرِها أَنْ تَسأَلُوها فَإِنَّ صاحِبَ الصِّغارِ هُوَ صاحِبُ الكِبارِ. [امالى مفيد، مجلس دوم ح 9 ص 31]

Seif Tammar menukil bahwa dirinya mendengar Imam Shadiq yang berkata: Jangan pernah berhenti berdoa, karena kamu tidak akan bisa dekat dengan Tuhan dengan cara apapun, dan jangan pernah meninggalkan permintaan untuk suatu kebutuhan walaipun itu kecil, karena Tuhanlah yang mengabulkan semua hajat, baik kecil maupun besar.

7. Berjabat tanganlah dengan tulus

قالَ الصّادِقُ عليه السلام: ما صافَحَ رَسُولُ اللّه صلي الله عليه و آله رَجُلاً قَطُّ فَنَزَعَ يَدَهُ حَتّى يَـكُونَ هُوَ الَّـذى يَنْـزِعُ يَدَهُ منْهُ. [بحـار الانوار، ج 16،ص 269]

Imam Shadiq berkata: Rasulullah Saw tidak pernah berjabat tangan dengan seseorang dan menarik tangannya mendahului yang lain, kecuali pihak lain yang menarik tangannya terlebih dahulu.

8. Bercandalah, namun sampaikan dengan benar

قـالَ الصّـادِقُ عليه السلام: كانَ رَسُولُ اللّهِ صلي الله عليه و آله يُداعِبُ وَ لايَقُـولُ اِلاّحَـقّـا. [بحـار الانوار، ج 16،ص 244]

Imam Shadiq berkata: Rasulullah Saw sering bercanda, tetapi beliau tidak mengatakan apa pun kecuali kebenaran.

9. Bicaralah dengan cara yang dipahami orang

قـالَ الصّـادِقُ عليه السلام: ما كَلَّمَ رَسُولُ اللّهِ صلي الله عليه و آله الْعِبادَ بِكُنْهِ عَقْلِهِ قَطُّ، قـالَ رسُـولُ اللّهِ صلي الله عليه و آله: اِنّا مَعـاشِرَ الاَْنْبِـياءِ اُمِرْنا اَنْ نُكَلّـِمَ النّاسَ عَلى قَدْرِ عُقُولِهِمْ. [سُنَنُ النَّبى،ص 57]

Imam Shadiq berkata: Rasulullah Saw berbicara kepada orang-orang sesuai tingkat kecerdasannya, dan berkata: Kami, para Nabi ditugaskan untuk berbicara kepada orang-orang secara langsung sesuai kecerdasan dan pemahaman mereka.

10. Selalu wangi dan harum

قالَ الصّادِقُ عليه السلام: كانَ رَسُولُ اللّهِ صلي الله عليه و آله يُنْفِقُ عَلَى الطّيبِ اَكْثَرَ مِمّا يُنْفِـقُ عَلَى الطَّـعامِ. [بحـار الانوار، ج 16،ص 248]

Imam Shadiq berkata: Rasulullah Saw membelanjakan uangnya untuk wewangian melebihi makanan.

11. Bersikaplah sederhana, tetapi perlakukan tamu Anda dengan sangat baik

الْخِلَّ وَ الزَّيْتَ وَ يُطْعِمُ النّاسَ الْخُبْزَ وَ اللَّحْمَ. [الكافى 6: 328]

Imam Shadiq berkata: Amirul Mukminin adalah orang yang paling mirip dengan Nabi Muhammad saw, dalam hal makanan. Beliau sendiri makan roti, cuka dan minyak zaitun serta memberikan roti dan daging kepada orang lain, terutama tamunya.