Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Sabtu

4 Mei 2024

08.18.04
1456035

Ayatullah Ramezani:

Logika Ahlulbait as adalah Logika Bertanggungjawab dan Mewujudkan Keadilan di Seluruh Dunia

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as mengatakan: “Tugas terpenting yang kami miliki sebagai pengikut Ahlulbait as adalah memperkenalkan agama melalui perilaku, tindakan, dan perkataan kami. Sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang beriman sejati, dididik di mazhab Ahlulbait as dan orang yang beriman sejati.”

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as yang diundang di Brazil untuk berpartisipasi dalam konferensi “Islam: Agama Dialog dan Kehidupan” di Sao Paulo juga telah mengunjungi sejumlah negara lainnya di kawasan Amerika Latin. 

Dalam pertemuan umat Islam Brazil di Husainiyah  Nabi Muhammad saw di kota Sao Paulo, mengacu pada pemberian kesempatan emas bagi Islam, Ayatullah Ramezani menyatakan: “Meskipun sepanjang sejarah, musuh berusaha memutarbalikkan agama, namun kini kesempatan emas telah diperoleh bagi kita untuk menyebarkan agama Islam.”

“Sebelum kemenangan revolusi Islam, para ahli teori mengatakan bahwa tidak ada revolusi agama yang akan terjadi di dunia. Namun pada era yang sama, terjadi revolusi agama yang mengajak masyarakat untuk beragama dan menampilkan agama dalam kancah sosial. Kini pusat-pusat ilmiah terpenting di dunia sedang mengkaji ulang agama. Agama bukanlah fenomena yang bisa kita abaikan begitu saja. Agama mengajarkan pelajaran hidup kepada manusia. Al-Qur'an bersabda kepada seluruh umat manusia bahwa jika mendengarkan firman Allah Swt dan Rasulullah saw, maka kita akan mencapai kehidupan yang sebenarnya.” Tambahnya. 



Kondisi penelitian religiusitas pada era saat ini

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as menambahkan: “Dari sudut pandang Ahlulbait as agama Islam adalah agama yang komprehensif, tepat dan mendalam, dan agama ini tidak hanya sekedar ibadah ritual seperti termasuk salat dan puasa; Melainkan hadir di ranah sosial dan bereaksi terhadap penindasan yang dilakukan di masyarakat. Oleh karena itu, menurut Islam, jika terjadi ketidakadilan dalam masyarakat, hendaknya seorang muslim tidak merasa tidak bertanggung jawab terhadap penindasan yang terjadi.”

“Bersikaplah bermusuhan terhadap penindas dan bantulah mereka yang tertindas. Inilah diantara pesan Ahlulbait as yang telah memberikan definisi paling komprehensif tentang agama. Untuk mewujudkan religiusitas, ada dua langkah yang harus dilakukan; Pertama, kita harus mengetahui pondasi-pondasi yang membangun agama itu, lalu kita harus meyakini agama tersebut. Setelah mempelajari teologi dan agama, maka kita akan beragama. Tugas terpenting yang kita miliki sebagai pengikut Ahlulbait as adalah memperkenalkan agama melalui perilaku, tindakan, dan perkataan kita sedemikian rupa, sehingga dapat dikatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang beriman sejati. Iman sejati hadir dalam pendidikan mazhab Ahlulbait as.” Tambahnya.

Merujuk pada ciri-ciri kehidupan religius, Ayatullah Ramezani menyatakan: “Kehidupan religius berbeda dengan kehidupan non-religius. Dalam sebuah riwayat, Imam Ridha as menyebutkan ciri-ciri hidup beriman. Imam Ridha as berkata: “Seorang mukmin tidaklah beriman kecuali dia memiliki tiga sifat: sifat dari Tuhannya, sifat dari Nabinya, saw dan keluarganya, dan sifat dari wali Allah. Namun sifat Tuhannya adalah menyembunyikan suatu rahasia; Dan ciri khas Nabi Muhammad SAW dan keluarganya adalah lemah lembut terhadap manusia; Dan ciri-ciri wali Allah adalah sabar dalam menghadapi kesulitan.”


Seorang Muslim sejati berperang dengan kekerasan

“Saat ini, kita melihat orang-orang membaca ayat-ayat Al-Quran dan mengucapkan Allahu Akbar dan Laailahaillallah, tetapi mereka menggelengkan kepala. Perlu dicatat bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan agama dan mereka adalah ciptaan kolonialisme dan eksploitasi untuk menciptakan perbedaan di kalangan umat Islam. Tentu saja, atribut kekerasan adalah kesempatan mereka untuk berhubungan dengan umat Islam. Seorang Muslim sejati tidak hanya tidak melakukan kekerasan, tetapi juga melawan kekerasan.” Tegasnya.

Logika Syiah adalah logika nalar dan spiritualitas

Ayatullah Ramezani mencontohkan: “Jika kita ingin bersama wali Allah, kita harus sabar dan hati-hati. Logika Syiah adalah logika nalar dan spiritualitas. Logika Ahlulbait as adalah logika tanggung jawab dan keadilan di seluruh dunia. Bahwa tidak seorang pun boleh ditindas, dan harus ada keadilan dan perdamaian bagi semua bangsa, dan agar bangsa-bangsa menikmati kedaulatan, kebesaran, dan kemuliaan. Pengakuan atas kewajiban sangatlah penting di zaman ini, di zaman dimana perempuan dan anak-anak dibunuh dan menjadi pengungsi. Saat ini, seluruh umat Islam dan non-Muslim harus terjaga dan menyampaikan firman Tuhan dan firman agama Tuhan kepada masyarakat manusia. Pesan perdamaian, cinta kasih, dan cinta kemanusiaan harus kita sampaikan kepada semua orang, dan kepada mereka yang otokrat dan menindas umat manusia kita sampaikan pesan perlawanan.”