Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : Parstoday
Jumat

3 Mei 2024

14.03.58
1455914

Kebebasan Berpendapat Diberangus, AS Balik ke Era McCarthysme

Institusi polisi, dan media, baik liberal maupun konservatif, sudah mulai menyerang individu dan lembaga-lembaga yang mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat, mirip di era McCarthy, yang memberangus kebebasan berpendapat, dan hak protes para pendukung perdamaian.

Penyelidikan seputar anti-Semitisme di universitas-universitas yang dilakukan oleh DPR Amerika Serikat, secara signifikan mengingatkan tentang era McCarthyisme, di AS, ketika seluruh mata tertuju pada rapat dengar pendapat senator McCarthy, yang disiarkan televisi. Rapat dengar pendapat yang dalam praktiknya adalah interogasi itu mendapat protes keras dari para pendukung kebebasan berpendapat di AS. Para pimpinan universitas yang diinterogasi dalam rapat ini oleh para senator dilabeli pendukung komunisme, dan terpaksa mengundurkan diri. McCarthysme, adalah sebuah sensor tidak langsung, saat sebuah keyakinan tidak perlu untuk langsung dikriminalisasi, tapi ditolak secara tegas sehingga risiko profesionalitas, dan ketokohan dalam menyampaikannya hampir tidak bisa ditanggung. Era McCarthysme, berlangsung sekitar tahun 1950 hingga 1956 ketika AS, berhadapan dengan apa yang disebut sebagai "Ancaman Merah Kedua", dan dirancang oleh komisi-komisi di Kongres, DPR, Senat, dan Biro Investigasi Federal, FBI. Saat ini yang terjadi hanyalah perubahan topeng. Stigma dan label komunis jahat ditukar dengan anti-Yahudi, disertai pengulangan kekerasan polisi di lingkungan kampus. Semua ini dilakukan dengan tujuan menghukum kebangkitan mahasiswa. Senator Joseph R. McCarthy, senator dari Wisconsin, pekerjanya menginterogasi orang-orang yang memprotes kebijakan-kebijakan AS, dan melabeli mereka dengan label komunis. Sekarang posisinya ditempati oleh Elise Stefanik senator Partai Republik dari New York. Sebagaimana kebebasan berpikir, dan berpendapat diberangus oleh DPR, dan orang-orang semacam McCarthy, 75 tahun lalu, sekarang kebebasan akademik di kampus-kampus AS, juga diberangus. Polisi merangsek ke dalam kampus, dan melakukan aksi kekerasan yang mengingatkan demonstrasi-demonstrasi tahun 1970. 
  Saat itu Pasukan Garda Nasional Ohio, menembaki kerumunan mahasiswa yang tengah bernyanyi, dan berpidato menentang perang Amerika Serikat, terhadap Vietnam. Dalam serangan terhadap kebebasan berpendapat memprotes Israel, Senator Elise Stefanik, adalah pewaris yang paling tepat bagi Joseph R. McCarthy. Tujuan sebenarnya mereka adalah melarang segala bentuk protes atas Rezim Israel. Wewenang luas Kongres untuk memaksa orang mengaku, dapat menjadi izin untuk menghina, menfitnah, dan mengintimidasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Komisi Pendidikan dan Tenaga Kerja DPR, dalam penyelidikan anti-Semitisme terbaru di kampus-kampus AS. Di saat pemerintah AS, berhadapan dengan sebuah krisis besar legitimasi, ia ternyata ketakutan dengan kesadaran yang mulai muncul di kalangan mahasiswa, dan pengorganisasian mereka untuk melakukan perubahan. Media-media berpengaruh AS, seperti New York Times, bahkan menggunakan taktik menakut-nakuti mahasiswa untuk membungkam para pendukung perubahan di AS, dan menyebut mereka sebagai ekstremis sayap kanan. Oleh karena itu saat ini yang terjadi di AS, bukan hanya kelompok kiri, tapi seluruh orang yang mendukung kebebasan berpendapat, dan hak-hak demokratis lainnya, akan diberangus. (HS) 

342/