Kantor Berita Ahlulbait

Sumber : ابنا
Kamis

2 Mei 2024

06.33.49
1455626

Dalam pertemuan dengan komunitas perempuan di kawasan Amerika Latin:

Ayatullah Ramezani: Islam, Agama Pembela Utama Hak-hak Perempuan

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as mengatakan: “Allah Swt sangat meninggikan identitas dan martabat perempuan sehingga beberapa perempuan telah diperkenalkan sebagai teladan oleh Allah dalam Al-Qur’an."

Menurut Kantor Berita Internasional ABNA, Ayatullah Reza Ramezani, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as yang diundang di Brazil untuk berpartisipasi dalam konferensi “Islam: Agama Dialog dan Kehidupan” di Sao Paulo juga telah mengunjungi sejumlah negara lainnya di kawasan Amerika Latin. 

Dalam pertemuannya dengan sejumlah perempuan muslim dari kawasan Amerika Latin, menunjuk pada karakteristik istimewa perempuan, Ayatullah Ramezani menyatakan: “Seorang perempuan mempunyai kemampuan pribadi dan kolektif, dan salah satunya kemampuan pribadi ini adalah masalah pendidikan. Emosi yang ada dalam diri seorang wanita merupakan contoh cinta Ilahi, meski cinta Tuhan ribuan kali lebih besar dari cinta seorang ibu. Peran pendidikan yang diberikan kepada perempuan dalam keluarga dan peran pendidikan ibu sangat menonjol, dan kasus ini kembali ke pemberdayaan individu perempuan. Di bidang spritual dan kelembutan, jiwa seorang wanita bisa berkembang pesat. Dalam kaitannya dengan pemberdayaan sosial perempuan, dapat dikatakan bahwa jika seperangkat kapasitas perempuan yang dihimpun dalam kegiatan sosial maka akan menjadi suatu kekuatan yang tidak terkalahkan.”

Islam; Pembela utama hak-hak perempuan

Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini dalam lanjutan pernyataannya menambahkan: “Pada abad terakhir, pembelaan terakhir perempuan di Barat adalah di bidang feminisme, dan mereka masih menggunakan perempuan sebagai alat hingga saat ini. Orang Barat mengatakan bahwa kami mendirikan hak asasi manusia, hal ini telah klaim ini dari seratus tahun lalu; Padahal Imam Sajjad as menulis risalah tentang hukum 1250 tahun yang lalu. Kata-kata Nabi Muhammad saw dan kata-kata Imam Ali bin Abi Thalib as tersedia tentang wanita dan semua isinya termasuk hak-hak wanita dalam Islam. Kita harus memperkenalkan identitas yang diberikan Islam kepada perempuan kepada masyarakat barat dan masyarakat dunia.”

“Perempuan adalah modal sosial yang sangat besar, tentunya sepanjang sejarah perempuan telah melewati era yang berbeda-beda, ada era dimana perempuan dihadirkan sebagai makhluk yang tidak disebutkan namanya, bahkan dari segi budaya sampai pada titik di mana memiliki anak perempuan dianggap memalukan! Anonimitas dan penggunaan instrumental adalah tantangan terburuk bagi perempuan dan masalah ini sering terjadi pada masa jahiliyah. Pada saat seperti itu, Nabi Muhammad saw menganggap dirinya sebagai pembela identitas dan martabat perempuan, dan beliau adalah pembela hak-hak perempuan, dan dalam arti tertentu, ia dimusuhi karena membela hak-hak perempuan. Karena itu, kaum musyrik memperkenalkannya sebagai abtar, yaitu hyang terputus generasinya. Sampai pada titik di mana Nabi mencium tangan putrinya untuk membela martabat ini dan menampilkan gambaran dan perspektif yang lebih adil terhadap perempuan, sebuah pandangan yang mendalam dan akurat.” Tambahnnya. 

Kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam mencapai otoritas spiritual

Ayatullah Ramezani lebih lanjut menambahkan: “Seorang wanita dapat menenangkan masyarakat dan keluarga serta melengkapi pendidikan umat manusia, dia dapat memainkan peran utama ini dengan baik di rumah. Tanggung jawab perempuan tidak hanya tinggal di rumah saja, namun ia juga bisa menjadi aktivis sosial, bahkan tidak hanya bisa di bidang pendidikan; Sebaliknya, hal ini harus menjadi generator arus di sektor budaya dan politik. Dengan cara ini, seorang wanita menemukan identitas yang hebat dan mencapai pertumbuhan yang besar di samping pria. Bahkan sebagian perempuan, perkembangannya di bidang ini lebih dari laki-laki, sampai-sampai Nabi Muhammad saw bersabda: Memukuli perempuan adalah pekerjaan orang-orang rendahan. Semua otoritas yang ada untuk laki-laki, juga untuk perempuan; Kemanusiaan tidak mengakui laki-laki dan perempuan, tetapi kemanusiaan kembali pada diri manusia. Disebutkan dalam hadis bahwa “sebagian sahabat senior Imam Zaman afs adalah perempuan. Tuhan sangat meninggikan jati diri dan martabat perempuan sehingga sebagian perempuan telah diperkenalkan sebagai panutan oleh Tuhan dalam Al-Qur’an.”

Pada bagian lain pesannya, Ayatullah Ramezani menekankan perlunya sinergi dan kerja sama di kalangan aktivis perempuan: Kita harus bergerak ke arah organisasi. Komunitas perempuan Ahlulbait as, jika terbentuk, akan memberikan banyak keberkahan bagi perempuan di wilayah yang luas ini.”

Pada bagian akhir, Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as ini mengatakan: “Saya menyarankan agar semuanya membaca pandangan Imam Khomeini ra dan Ayatollah Khamenei tentang perempuan. Imam Khomeini ra berkata: “Kita dipercayakan dengan suatu kewajiban. Kita harus melakukan tugas kita dengan baik karena sejarah akan menilai kita.”